Jumat, 15 Februari 2013

"MELAMAR PADA ALLOH"


Bismillahhirohmannirohim...

Selintas terpikir dalam pikiranku ketika melihat suasana di saat ku melihat banyak orang yang menginginkan segala sesuatu yang ia inginkan, kala itu ku mendengar banyaknya hamba-hamba Alloh yang sedang mencari kerja setelah sekian lama mereka berjuang mempersiapkan diri untuk memperoleh gelar Strata, karena mereka berkeyakinan setelah hal tersebut telah mereka peroleh mereka pantas untk memperoleh pekerjaan yang mereka inginkan, dan tidak hanya itu, selain gelar kehormatan dalam pendidikan mereka pun sibuk mencari prestasi2 dan pengalaman2 yang bisa dijadikan sebagai modal bahwa mereka akan yakin pantas banget... gto loh, untuk mendapatkan pekerja yang sekali lagi mereka banggakan itu loh... apa sih tujuan utamanya, tak lain agar mereka bisa memperoleh modal yang cukup untuk “menjual diri” kepada mereka itu penyedia pekerjaan. Nah,,, dari itu aku mencoba merenungkan, pernahkah kalian berpikir, apakah sudah pantas diri ini untuk “diperjualkan” terlebih dulu kkepada sang Khalik?? Dan apakah bisa apa yang kita inginkan dapat terjadi tanpa ridho dari-Nya?? Dan coba anda pikirkan apakah kita mesti meminta pertolongannya dahulu lau beribadah???. Dan semua jawabannya saya kira TIDAAKKKKK... (renungkan sendiri!!!).

Alangkah baiknya jikalau kita memenuhi pesyaratan, dan memperjuangkan agar prsyaratan itu terkumpul untuk melamar kepada Alloh terlebih dahulu, untuk “menjual diri” kita pada Alloh, bahwa kita sebagai hambanya pantas untuk memperoleh kasih sayangnya, pantas untuk memperoleh pertolongannya, dan pantas agar doa-doa kita cepet untuk terkabul.
AMIN.....





























MENEBAR MANFAAT


Bismillahhirohmannirohim...

Terkadang Penuh halangan dan rintangan bagi setiap pekerjaan yang bernilai kebaikan bagi umat, tapi inilah yang harus dihadapi, belajar tegar dan belajar yakin akan pertolongannya, toh yang di lihat sama yang maha kuasa adalahniat setiap hamba-hambaNya, dan dalam menjalankan setiap kegiatan yang baik secara tak sadar kita telah masuk kedalam sistem Alloh, yang terkontrol dengan baik dan tak ada celah sedikitpun untuk kita untuk mencari celah kelemahan, tak seperti sistem yang dibuat oleh manusia yang biasa kita jumpai dalam suatu organisasi atau perusahaan, dimana selalu terdapat celah untuk melakukan kecurangan. Berhati- hatilah dalam menjalankan tugas nya, dan mejauhlah dari kemunafikan.

Kamis, 14 Februari 2013

“Berjuang Untuk Sebuah Mimpi-Mimpiku”


Bismillahhirohmannirohim....
Assalamamualaikum...
Ku awali catatanku dengan bismillah, ku niatkan semua ini untuk menebar manfaat pada saudara seimanku. Dan ku awali catatanku ini dari sebuah mimpi yang bertahap menjadi suatu kenyataan, maka awali judul ini dengan “mimpi seorang manusia yang yakin bahwa bermimpi adalah awal sebuah rencana untuk menuju ke suksesan” = “Berjuang Untuk Sebuah Mimpi-Mimpiku
Aku melihat suasana diri yang penuh dengan harapan, penuh dengan keinginan,dan penuh dengan sesuatu yang positif. Aku ingin seperti ini aku ingin seperti itu dan aku yakin semua itu dapat aku lakukan, karena aku percaya akan keajaiban. Seiring waktu berjalan, tak ku sadari semua yang ku harapkan ternyata perlahan mendekat, dan aku pun mulai mengerti, ternyata.... ternyata apa yang aku impikan, apa yang aku harapkan yang begitu kuat keinginanku telah menancap dalam tepat dalam pikiranku, dan hal itu yang membuat aku melakukan hal-hal yang tak kusadari bahwa pebuatanku itu perlahan membentuk sebuah impianku yang dulu ku impikan. Dan apakah kalian pernah mendengar ada suatu ayat yang menerangkan bahwa “prasangka Alloh sesuai dengan prasangka hamba-hambanya” dan pernahkah kalian mendengar juga dengan konsep teori “low attraction” dalam buku yang sempat fenoomenal “secret”, dimana dalam buku tersebut dibahas bagaimana kerjanya teori “low attraction”, jika seseorang memikirkan sesuatu yang benar-benar kalian inginkan, maka hal itu akan terukir dalam pikiran anda untuk mendapatkannya, dan secara tak sadar perbuatan anda akan mengarah pada pembentukan suatu keinginan yang anda inginkan. So yakinlah akan sebuah mimpi yang pasti akan terwujud, dan tapi ingat jangan pernah menyerah untuk meraih mimpi tersebut, karena pada kenyataannya khayalan dan mimpi itu sering tersamarkan tetapi sangat berbeda. Mimpi adalah sesuatu hal yang akan tercapai dan ada keinginan kuat untuk mencapainya, sedangkan khayalan adalah sesuatu hal yang membayangkan anda telah seperti apa yang kalian mau tetapi tidak ada keinginan untuk mencapainya. Itulah definisi menurut saya.
Maka janganlah kalian takut untuk bermimpi, karena impian yang dilandasi dengan keyakinan yang kuat kita bisa mewujudkannya passti tercapai, apalagi jika kalian yakin akan pertolongan Alloh dan janji-janji Nya, Jika Alloh sudah berkehendak maka tidak akan ada yang bisa menghalanginya. Jika Alloh sudah berkata KUN..... maka  KUN FAYYAKUN (JADI... MAKA  JADILLAH...)
Selamat bermimpi sobat dan tetaplah optimis untuk mewujudkan impian itu..... Tuhan selalu bersama hamba-hambaNya yang selalu berusaha dan tidak mudah putus asa.
Wassalammualaikum...

Minggu, 06 Januari 2013

APAKAH SEDEKAH MESTI DENGAN UANG SAJA ???


Sedekah Merupakan Kelaziman Seorang Muslim

Setiap muslim diharuskan oleh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam untuk bersedekah.

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ

Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Setiap muslim harus bersedekah.” (HR Bukhary)
Dan ternyata Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menuntut keharusan bersedekah itu dilakukan setiap hari.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ سُلَامَى مِنْ النَّاسِ
عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيهِ الشَّمْسُ
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Setiap persendian manusia harus bersedekah pada setiap hari dimana matahari terbit. (HR Bukhary)

Tidak semestinya seorang muslim membiarkan satu haripun berlalu tanpa dirinya terlibat dalam kegiatan bersedekah. Namun pertanyaannya mungkinkah hal itu dilakukan oleh setiap muslim? Bukankah tidak semua orang dilapangkan rezekinya oleh Allah sehingga sanggup bersedekah setiap hari?
Jika kita punya wawasan sempit mengenai pengertian bersedekah tentulah hal itu menjadi mustahil. Bila kita menyangka bahwa pengertian bersedekah ialah sebatas mengeluarkan sebagian harta milik kita kepada fihak lain, tentulah hal itu menjadi tidak mungkin berlaku umum. Hanya orang-orang tertentu saja yang dilapangkan rezekinya oleh Allah yang sanggup bersedekah seperti demikian. Beruntunglah kaum yang kaya dan rugilah mereka yang miskin.

Alhamdulillah, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan kepada kita melalui beberapa hadits bahwa pengertian bersedekah sangatlah luas cakupannya. Ia mencakup keluasan pengertian beramal sholeh di dalam ajaran Islam yang mulia. Bersedekah bisa berupa kegiatan-kegiatan bermanfaat yang dilakukan seseorang bagi orang lainnya. Bahkan tindakan seseorang menahan diri dari melakukan sebuah kejahatan dikategorikan oleh Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sebagai sebuah kegiatan bersedekah. Perhatikanlah hadits di bawah ini:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌقَالُوا فَإِنْ لَمْ يَجِدْ قَالَ فَيَعْمَلُ بِيَدَيْهِ فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ وَيَتَصَدَّقُقَالُوا فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ أَوْ لَمْ يَفْعَلْ قَالَ فَيُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوفَقَالُوا فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ قَالَ فَيَأْمُرُ بِالْخَيْرِ أَوْ قَالَ بِالْمَعْرُوفِقَالُوا فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ قَالَ فَيُمْسِكُ عَنْ الشَّرِّ فَإِنَّهُ لَهُ صَدَقَةٌ

Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Setiap muslim harus bersedekah.” Mereka bertanya: “Jika ia tidak punya?” Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjawab: ”Dia bekerja dengan kedua tangannya, maka ia memberikan manfaat untuk dirinya sendiri lalu bersedekah.” Mereka bertanya lagi: ”Jika ia tidak mampu atau tidak melakukannya?” Beliau menjawab: ”Ia menolong orang yang kesulitan.” Mereka bertanya lagi: ”Jika ia tetap tidak melakukannya?” Beliau menjawab: ”Hendaklah ia memerintahkan berbuat al-khair atau al-ma’ruf (kebaikan).” Mereka bertanya lagi: ”Jika ia tetap tidak melakukannya?” Beliau menjawab: ”Hendaklah ia menahan diri dari perbuatan jahat, hal itu sudah merupakan sedekah.” (HR Bukhary)

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ سُلَامَى مِنْ النَّاسِعَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيهِ الشَّمْسُيَعْدِلُ بَيْنَ الِاثْنَيْنِ صَدَقَةٌ وَيُعِينُ الرَّجُلَ عَلَى دَابَّتِهِ فَيَحْمِلُ عَلَيْهَاأَوْ يَرْفَعُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌوَكُلُّ خُطْوَةٍ يَخْطُوهَا إِلَى الصَّلَاةِ صَدَقَةٌوَيُمِيطُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ

Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Setiap persendian manusia harus bersedekah pada setiap hari dimana matahari terbit. Berlaku adil di antara dua orang merupakan sedekah, dan membantu seseorang mengangkat bagasi ke atas kendaraannya atau mengangkatkan barangnya merupakan sedekah, dan ucapan yang baik merupakan sedekah, dan setiap langkah yang diayunkannya menuju sholat (berjamaah) merupakan sedekah serta menyingkirkan apa-apa yang mengganggu dari jalanan merupakan sedekah.” (HR Bukhary)

Pendek kata, setiap perbuatan ma’ruf (kebaikan) pada hakekatnya merupakan kegiatan bersedekah. Bahkan seorang muslim sekedar tampil dengan wajah yang berseri-seri oleh Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dikategorikan sebagai sebuah perbuatan ma’ruf. Termasuk menuangkan air ke bejana milik orang lain juga dipandang sebagai sebuah perbuatan ma’ruf.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌوَإِنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍوَأَنْ تُفْرِغَ مِنْ دَلْوِكَ فِي إِنَاءِ أَخِيكَ

Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:”Setiap perbuatan ma’ruf (kebaikan) adalah sedekah dan di antara perbuatan ma’ruf adalah engkau menemui saudaramu sekedar dengan wajah berseri-seri dan engkau menuangkan (air) dari timbamu ke dalam bejana saudaramu.” (HR Tirmidzi)

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ

Ya Allah, aku mohon padaMu (sanggup melakukan) perbuatan-perbuatan kebaikan dan meninggalkan perbuatan-perbuatan mungkar (kejahatan). 

Sabtu, 05 Januari 2013

Misi Mulia : "Sedekah Berjamaah"

Assalamualaikum Wr. Wb.
To : Pemuda Muslim
Kita umat muslim adalah satu ikatan saudara, sepantasnya kita harus saling membantu, bergotong royong dalam menegakkan syariat islam, mengimplementasikan perintah Alloh, mengaplikasikan Al Qur'an.
Allohhu akbar...
Sebagai pemuda muslim, selayaknya kita harus sadar bahwasanya di masa muda inilah kesempatan kita untuk mendekatkan diri pada-NYA sebelum kita tua, sebelum kita sakit, sebelum kita "miskin", sebelum kita mati....
Yang muda adalah yang mengamalkan, mari  kita menjemput rahmat-NYA, kasih sayang-NYA....
Yang muda yang sukses, modal utama kesuksesan bukanlah ilmu, keberuntungan,harta ataupun yang lain, hanya satu yang hakiki, yakni kepercayaan "BELIEVE", keyakinan pada Alloh SWT. di awali dengan Believe, semuanya bisa di dapat.
Awali meminta ilmu dengan percaya pada Pemberi Ilmu,
Awali meminta keberuntungan dengan percaya pada Pemberi Keberuntungan,
Awali meminta rizki dengan percaya pada Pemberi Rizki.
Yuk... kita berjamaah menjemput kasih sayangnya salah satunya dengan sedekah. InsyaAlloh betkah...
Allohhu Akbar....
Bismillahhirohmannirohim...

"6 Pertanyaan Membawa Kesadaran"


Mungkin kita selalu disibukan dengan aktivitas sehari-hari, bekerja terus menerus berangkat pagi pulang malam membuat kita akan lupa untuk selalu ingat kepada Allah . Sedikit mari kita simak catatan di bawah ini sebagai intermezo dan semoga menjadi bahan renungan dalam hidup kita.

1. Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ?
2. Apa yang paling jauh dari kita di dunia ?
3. Apa yang paling besar di dunia ?
4. Apa yang paling berat di dunia ?
5. Apa yang paling ringan di dunia ?
6. Apa yang paling tajam di dunia ?

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya
Pertama, Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?.
Murid-muridnya menjawab orang tua,guru,kawan,dan sahabatnya.
Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah MATI. Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran 185)

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua
Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?.
Murid -muridnya menjawab negara Cina, bulan, matahari dan bintang bintang.
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah benar. Tapi yang paling benar adalah MASA LALU. Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga
Apa yang paling besar di dunia ini?
Murid-muridnya menjawah gunung,bumi dan matahari.
Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah NAFSU (Al ARaf 179).Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, Apa yang paling berat di dunia ini?
Ada yang menjawab besi dan gajah.
Semua jawaban adalah benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini.Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT,sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, Apa yang paling ringan di dunia ini? Ada yang menjawab kapas, angin, debu dan daun-daunan.
Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan Sholat. Gara-gara pekerjaan kita meninggalkan sholat,gara-gara bermesyuarat kita meninggalkan sholat.

Dan pertanyaan keenam adalah, Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang.
Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah LIDAH MANUSIA Karena melalui lidah, Manusia selalunya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri

"Cinta-NYA Ada Pada Mereka"


Segala puji hanya bagi Allah s.w.t., Tuhan empunya sekalian Alam, Tiada Ia berhajat kepada selain-Nya, malah selain-Nya lah yang berhajat kepada-Nya. Selawat dan salam semoga dilimpahkan Allah s.w.t. ke atas junjungan kita Sayyidina Nabi Muhammad s.a.w. (Ya Allah tempatkan baginda di tempat yang terpuji sepertimana yang Kau janjikan Amin) Beserta Ahlulbayt dan Para Sahabat R.anhum yang mulia lagi mengerah keringat menyebarkan Islam yang tercinta. Dan kepada mereka yang mengikut mereka itu dari semasa ke semasa hingga ke hari kiamat...Ya Allah Ampuni kami, Rahmati Kami, Kasihani Kami ...Amin

Amma Ba'du,


Al-Imam Bukhari dan Al-Imam Muslim rah. meriwayatkan daripada Sayyidina Anas bin Malik r.anhu, bahawa junjungan kita Nabi s.a.w. bersabda :

"sedianya sembahyangku akan kupanjangkan, namun bila ku dengar tangisan bayi, terpaksa aku singkatkan kerana mengetahui betapa gelisah hati ibunya, dan di mana saja baginda dengan anak kecil maka dengan penuh kasih sayang dipegangnya."

Mengusap-usap dan membelai rambut kepalanya atau menciuminya, seperti kata Sayyidatina Aisyah r.anha, bahawa Nabi s.a.w. menciumi Al-Hassan dan Al-Husin, di hadapan Al'aqra bin Habis yang hairan lalu berkata :

"Ya Rasulullah , saya mempunyai sepuluh anak, tak seorangpun yang pernah ku cium seperti engkau ini," maka Rasulullah s.a.w. dengan tajam memandangnya, seraya bersabda "sesiapa yang tidak memiliki rasa rahmat dalam hatinya, tidak akan dirahmati oleh Allah s.w.t."

Sayyidatina Aisyah r.anha juga meriwayatkan : bahawa datang seorang Badwi kepada Rasulullah s.a.w. :Kalian suka benar menciumi anak, sedang kami tidak pernah melakukan yang demikian itu. Maka Rasulullah s.a.w. segera membalas "Apakah yang hendak kukatakan bila rahmat sudah hilang tercabut dari seseorang."

Baginda s.a.w. selalu menggembirakan hati anak-anak, dan bila datang seorang membawa bingkisan, berupa buah-buahan misalnya, maka yang pertama diberinya, ialah anak-anak kecil yang kebetulan ada di majlis itu, sebagai yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ibnu Sunniy dan Al-Imam At-Thabrani rah.

Sedang terhadap yatim piatu, perhatian Nabi s.a.w. sangat besar sekali, prihatin, melindungi, dan menjamin keperluan hidup mereka, dan selalu dipesankan dan dianjurkan kepada umatnya dalam tiap keadaan. "Aku dan pemeliharaan anak yatim, akan berada di syurga kelak", sambil mengisyaratkan dan mensejajarkan kedua jari tengah dan telunjuknya, demikianlah sabda baginda s.a.w. (H.R. Bukhari)

Dalam hadis yang lain baginda s.a.w. bersabda "Sebaik-baik rumah tangga muslim ialah yang di dalamnya ada anak yatim yang dilayani dengan baik" (H.R. Ibnu Majah)

Dan apabila ada seseorang dari sahabatnya menderita kerana sesuatu musibah yang dialaminya, baginda s.a.w. juga ikut merasakannya, bahkan ada kalanya menangis kerana terharu.

Pada suatu hari, baginda s.a.w. bersama dengan Sayyidina Abdur Rahman bin Auf r.anhu menjenguk ke rumah Sayyidina Sa'ad bin Ubadah r.anhu yang sedang sakit, demi Nabi s.a.w. melihatnya, maka bercucuranlah air matanya, sehingga menangis pula semua yang ada di rumah itu.

Dan ketika Sayyidina Usman bin Madh'un meninggal, Nabi s.a.w. datang melewat, baginda s.a.w. lalu menciumnya sedang air matanya meleleh membasahi pipinya, sehingga Sayyidatina Aisyah r.anha berkata aku melihat air mata Rasulullah s.a.w. jatuh membasahi wajah Usman r.anhu yang telah wafat itu, di dalam riwayat yang lain, Nabi s.a.w. mencium antara kedua matanya, kemudian menangis kerana terharu.


PENGERTIAN ANAK YATIM DAN KEDUDUKANNYA DALAM ISLAM


Siapakah yang dimaksud dengan anak yatim? Apakah perbedaan antara anak yatim dan anak piatu? Lalu bagaimana dengan anak yatim-piatu?

Secara bahasa “yatim” berasal dari bahasa arab. Dari fi’il madli “yatama” mudlori’ “yaitamu”  dab mashdar ” yatmu” yang berarti : sedih. Atau bermakana : sendiri.

Adapun menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum dia baligh. Batas seorang anak disebut yatim adalah ketika anak tersebut telah baligh dan dewasa, berdasarkan sebuah hadits yang menceritakan bahwa Ibnu Abbas r.a. pernah menerima surat dari Najdah bin Amir yang berisi beberapa pertanyaan, salah satunya tentang batasan seorang disebut yatim, Ibnu Abbas menjawab:


Dan kamu bertanya kepada saya tentang anak yatim, kapan terputus predikat yatim itu, sesungguhnya predikat itu putus bila ia sudah baligh dan menjadi dewasa
Sedangkan kata piatu bukan berasal dari bahasa arab, kata ini dalam bahasa Indonesia dinisbatkan kepada anak yang ditinggal mati oleh Ibunya, dan anak yatim-piatu : anak yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya.

Didalam ajaran Islam, mereka semua mendapat perhatian khusus melebihi anak-anak yang wajar yang masih memiliki kedua orang tua. Islam memerintahkan kaum muslimin untuk senantiasa memperhatikan nasib mereka, berbuat baik kepada mereka, mengurus dan mengasuh mereka sampai dewasa.  Islam juga memberi nilai yang sangat istimewa bagi orang-orang yang benar-benar menjalankan perintah ini.

Secara psykologis, orang dewasa sekalipun apabila ditinggal ayah atau ibu kandungnya pastilah merasa tergoncang jiwanya, dia akan sedih karena kehilangan salah se-orang yang sangat dekat dalam hidupnya. Orang yang selama ini menyayanginya, memperhatikannya, menghibur dan menasehatinya. Itu orang yang dewasa, coba kita bayangkan kalau itu menimpa anak-anak yang masih kecil, anak yang belum baligh, belum banyak mengerti tentang hidup dan kehidupan, bahkan belum mengerti baik dan buruk suatu perbuatan, tapi ditinggal pergi oleh Bapak atau Ibunya untuk selama-lamanya.

Betapa agungnya ajaran Islam, ajaran yang universal ini menempatkan anak yatim dalam posisi yang sangat tinggi, Islam mengajarkan untuk menyayangi mereka dan  melarang melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyinggung perasaan mereka. Banyak sekali ayat-ayat Al-qur’an dan hadits-hadits Nabi saw yang menerangkan tentang hal ini. Dalam surat Al-Ma’un misalnya, Allah swt berfirman:


.
“Tahukah kamu orang yang mendustakan Agama, itulah orang yang menghardik anak  yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin “
{QS. Al-ma’un : 1-3}

Orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan kepada fakir miskin, dicap sebagai pendusta Agama yang ancamannya berupa api neraka
Dalam ayat lain, Allah juga berfirman :


“Maka terhadap anak yatim maka janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap   pengemis janganlah menghardik”.{QS.  Ad-Dhuha : 9 – 10 )
Sedangkan hadits-hadits Nabi saw yang menerangkan tentang keutamaan mengurus anak yatim diantaranya sabda beliau :



Aku dan pengasuh anak yatim berada di Surga seperti ini, Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah-nya dan beliau sedikit  merengganggangkan kedua jarinya
Dan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw bersabda :


Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw bersabda : barang siapa yang memberi makan dan minum seorang anak yatim diantara kaum muslimin, maka Allah akan memasukkannya kedalam surga, kecuali dia melakukan satu dosa yang tidak diampuni.

Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan dari Abu Hurairoh r.a. hadits yang berbunyi :


Dari Abu Hurairoh, bahwa seorang laki-laki mengadu kepada Nabi saw akan hatinya yang keras, lalu Nabi berkata: usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin


Dan hadits dari Abu Umamah yang berbunyi :


Dari Abu Umamah dari Nabi saw berkata: barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim laki-laki atau perempuan karena Allah, adalah baginya setiap rambut yang diusap dengan  tangannya itu terdapat banyak kebaikan, dan barang siapa berbuat baik kepada anak yatim perempuan atau laki-laki yang dia asuh, adalah aku bersama dia disurga seperti ini, beliau mensejajarkan dua jari-nya.

Demikianlah, ajaran Islam memberikan kedudukan yang tinggi kepada anak yatim dengan memerintahkan kaum muslimin untuk berbuat baik dan memuliakan mereka. . Kemudian memberi balasan pahala yang besar bagi yang benar-benar menjalankannya, disamping mengancam orang-orang yang apatis akan nasib meraka apalagi semena-mena terhadap harta mereka. Ajaran yang mempunyai nilai sosial tinggi ini, hanya ada didalam Islam. Bukan hanya slogan dan isapan jempol belaka, tapi dipraktekkan oleh para Sahabat Nabi dan kaum muslimin sampai saat ini. Bahkan pada jaman Nabi saw dan para Sahabatnya, anak-anak yatim diperlakukan sangat istimewa, kepentingan mereka diutamakan dari pada kepentingan pribadi atau keluarga sendiri.

Gambaran tentang hal ini, diantaranya dapat kita lihat dari hadits berikut ini :


Dari Ibnu Abbas, ia berkata : ketika Allah Azza wa jalla menurunkan ayat “janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang hak” dan “sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan dzolim” ayat ini berangkat dari keadaan orang-orang yang mengasuh anak yatim, dimana mereka memisahkan makanan mereka dan makanan anak itu, minuman mereka dan minuman anak itu, mereka  mengutamakan makanan anak itu dari pada diri mereka, makanan anak itu diasingkan disuatu tempat sampai dimakannya atau menjadi basi, hal itu sangat berat bagi mereka kemudian mereka mengadu kepada Rasulullah saw.

Lalu Allah menurunkan ayat “dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang anak yatim. katakanlah berbuat baik kepada mereka adalah lebih baik, dan jika kalian bercampur dengan mereka, maka mereka adalah saudara-saudaramu” kemudian orang-orang itu menyatukan makanan mereka dengan anak yatim.

Anak Yatim Penyejuk Hati

Inginkah hatmu menjadi lembut dan damai? Rasulullah SAW memberi resep untuk itu. Kata Bersabda,

''Bila engkau ingin agar hati menjadi lembut dan damai dan Anda mencapai keinginanmu, sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah dia makanan seperti yang engkau makan. Bila itu engkau lakukan, hatimu akan tenang serta lembut dan keinginanmu akan tercapai. (HR Thabrani).

Hadis tersebut memberikan petunjuk kepada umat Islam bahwa salah satu sarana untuk menenangkan batin dan mendamaikan hati ini adalah mendekati anak yatim, terlebih yatim piatu. Mengusap kepala mereka dan memberinya makan minum merupakan simbol kepedulian dan perhatian serta tanggung jawab terhadap anak yatim/piatu.

Berbuat baik terhadap anak yatim/piatu bukanlah sekadar turut membantu menyelesaikan lapar dan dahaga sosialnya. Tetapi, di sisi lain perbuatan itu merasuk ke dalam batin, menenteramkan hati, dan mendamaikan perasaan orang yang memberi perhatian kepada mereka. Berbagai ayat Alquran dan hadis Nabi banyak membicarakan betapa mulianya kedudukan anak yatim/piatu di mata Allah SWT.

Di dalam surat Ad-Dhuha ayat 9, Allah SWT melarang untuk melakukan kekerasan kepada anak yatim/piatu. Firman Allah SWT: ''Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.'' Anak yatim yang ditinggal wafat oleh ayahnya dan yatim piatu yang ditinggalkan ayah-ibunya, mendambakan belaian dan kasih sayang dari orang lain. Baik keluarga terdekat maupun dari yang lainnya. Ia mengharapkan tumpuan kasih sayang dan sebaliknya juga sekaligus menjaga sumber kasih dan ketenangan itu. Orang yang menenangkan hati dan perasaan anak yatim, ia pun akan memperoleh balasan seperti itu pula, yakni ketenangan batin.

Rasulullah SAW terkenal dengan kelemahlembutannya yang demikian tinggi terhadap anak yatim/piatu. Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa pada suatu hari raya Idul Fitri, Rasulullah SAW melihat seorang anak yatim, lalu beliau mengelus dan merangkulnya, berbuat baik padanya, membawa anak itu ke rumah beliau, lalu berkata kepada anak yatim itu, ''Wahai anak, maukah engkau bila aku menjadi ayahmu dan Aisyah menjadi ibumu?''

Jadi, anak yatim/piatu adalah sumber ketenangan batin, mendekati dan berbuat baik kepadanya akan menenangkan kalbu. Sebaliknya, jikalau anak yatim disakiti dan dizalimi, maka Allah SWT akan menurunkan kesengsaraan hidup kepada mereka yang berbuat sewenang-wenang itu.

Nb.
Penulis menulis ini dengan perasaan haru biru..dan tetesan airmata..melihat betapa byk anak anak kecil..yatim piatu..seperti tidak di peduilikan..dijalan..ada yg mencari sesuap nasi di tong sampah..ada yg..meminta minta disudut mall,pasar..di usir..di caci..dan ada yg dipekerjakan..untuk..kepentingan pribadi..dan kepuasan sex..ada yg menjadi pembantu..majikan kejam..ada pula yg masih kecil umur 5 tahunan..terpaksa mencari napkah demi ibunya yg sakit..tak lagi bisa kerja..sementara ayahnya ntah dimana..kemana hati nurani kita? kemana nilai nilai kemanusiaan kita..kemana keimanan kita ? pantaskah org yg mengaku beriman menyia nyiakan insan manusia yg butuh pertolongan? ataukah kita hanya mau menolong..tetangga yg kaya..tetangga yg kenduri ?atau sahabat karana dipandang sahabat? sungguh! tiada akan pernah sempurna iman seseoarang yg melalaikan anak yatim piatu..Sahabat.kakak.adik.ayah dan ibu serta kaum muslimin semuanya.. kasihanilah, cintailah akan anak kecil, yatim piatu, dan penderita sebagaimana yang ditunjukkan junjungan kekasih kita, ikutan kita Sayyidina Nabi Muhammad s.a.w. . Sungguh pada diri Nabi s.a.w. itu, adalah akhlak yang termulia.

Selawat dan Salam moga dilimpahkan Allah s.w.t. atas junjungan serta Sayyid kita Nabi Muhammad s.a.w. (Ya Allah Tempatkan Junjungan kami di tempat yang Kau janjikan ...Amin) Beserta Ahlulbayt dan para sahabat r.anhum yang mulia lagi menyayangi akan Umat Nabi s.a.w. ini.

Dan Segala Puji hanya bagi Allah s.w.t., Tuhan Empunya sekalian Alam, Tiada berlaku sesuatu melainkan dengan Kehendak-Nya, lagi Maha Mengatur , Maha Kuasa , Tiada Daya Upaya melainkan Allah Azza Wajalla, Dan Allah s.w.t. Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani.

Allah s.w.t. jua Yang Maha Mengetahui...

Jazakallah Khairan Kathira.

oleh Von Edison Alouisci
Dikutip dari :http://www.facebook.com/von.edison.alouisci